LPLH NUSANTARA 🌏
Tidak sedikit netizen kecewa dengan debat perdana capres. Lebih seperti perdebatan anak kecil. Mengapa? Karena untuk sekelas debat presiden saja logika yang digunakan ngawur dan berulang kali menggunakan adhom sebagai argumen.
Pertanyaan logika.
Kalau Anies terpilih jadi gubenur dulu apakah itu membuktikan bahwa pemerintah tidak menghalangi oposisi?
Jawabannya: Tidak Membuktikan, karena bisa saja pemerintah tetap menghalangi oposisi dalam bidang/jabatan yang lain atau bisa saja Pemerintah sedang membangun citra sebagai pemerintahan yang non intervensi jadi menang atau tidaknya Anies itu tidak membuktikan apa-apa.
Karena ini yang digunakan oleh Prabowo dalam menanggapi argumen Anies bahwa Pemerintah saat ini sedang mengalami krisis demokrasi dan kebebasan berbicara.
Tapi bukan itu parahnya.
Parahnya adalah Anies itu sendiri. Bukannya membantah argumen Prabowo dengan menunjukkan kelemahan argumentasi Prabowo, justru Anies menggunakan adhom sebagai argumen: menyerang personalitas Prabowo yang katanya tidak betah menjadi oposisi.
Argumen seperti ini tidak membantah apapun dan sangat miris kalau adhom argumen justru digunakan oleh seorang Capres yang katanya berasal dari kalangan Akademisi seperti Anies.
Untuk Ganjar, sepertinya lebih cenderung bermain aman dan lebih banyak menyampaikan retorika-retorika khas pejabat yang sedang mencari suara, padahal dalam perdebatan itu yang diharapkan adalah baku hantam argumen.
Selain itu, ada hal menggelikan, yakni argumen Prabowo bahwa keberadaan Budiman Sudjatmiko yang merupakan mantan tapol/korban ham dalam kubunya menandakan bahwa Dirinya akan tegas mengusut kasus HAM. Kenapa bisa begitu? Nilai sendiri betapa menggelikannya argumen ini. (Budi S)