Oleh: Ario Subagyo
Sejenak aku terbawa alur cerita melegenda dari sebuah tokoh masyhur terdahulu, yang termaktub dalam buku "Ramalan Jayabaya, Indonesia Masa Lampau, Masa Kini, dan Masa Depan" karangan Suwidi Tono.
Prabu Jayabaya pernah mengisahkan tentang masa dimana Indonesia akan dikomandoi oleh seorang pemimpin, yang disebut sebagai Raja Adil. Dia dipercaya sebagai pemimpin yang akan membawa rakyat Indonesia pada sebuah kemakmuran hidup. Dalam penggambaran dari seorang Raja Adil ini, ia hadir disaat Indonesia dalam masa carut-marut akan tatanan negaranya.
Ratu Adil itu dikenal dengan nama Satrio Piningit. Dia muncul saat negara ini dalam kondisi terendah, dengan permasalahan serius yang mendera. Penderitaan dan kesewenang-wenangan menjadi bagian dari kondisi yang digambarkan.
Keadaan lain disebutkan bagaimana situasi datangnya Satrio Piningit itu ketika ketidakadilan terjadi, orang-orang penguasa mulai menampakkan rupa aslinya dengan kelicikan untuk terus berkuasa. Mereka mencoba untuk menggalakkan berbagai cara, agar tetap bisa menetap di posisi tertingginya.
Kemunculan orang yang digambarkan sebagai Ratu Adil itu di waktu orang baik tertindas oleh mereka pemilik posisi teratas. Memangnya siapa yang bisa mendindas, kalau bukan sosok elite di negeri ini? Tidak mungkin bukan, jika si miskin menindas si kaya. Apalagi rakyat jelata menindas pemimpinnya, itu jauh dari logika kita. Karena yang selalu nampak dan terlukis dalam sebuah kisah, tertindas itu hanya berlaku bagi pihak lemah.
Setelah masa-masa berat itu berebut waktu untuk datang, ramalan tentang kedatangan zaman baru tiba. Masa itu akan dipenuhi dengan kemegahan dan keemasan bagi nusantara. Satrio Piningit adalah mitologi yang mengisahkan tentang kehadiran seorang pemimpin, yang menjadi penyelamat dengan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Keyword yang digunakan untuk merangkum Ramalan Jayabaya ini adalah tentang perubahan zaman. Hal itu seperti hukum alam yang berlaku selama ini. Cerita itu kembali mengingatkan kita akan fananya kehidupan di dunia ini, dan kepercayaan dasar tentang setiap perbuatan itu akan memiliki pembalasan yang setimpal.
Seperti halnya pula ilmu padi, kamu menanam maka kamu pula yang akan menuai semuanya. Baik ataupun buruk, semua tergantung apa yang kamu tanam selama ini. Cerita itu terus mengaum di publik dari waktu ke waktu.
Bahkan banyak orang mempercayainya, dan mulai menebak siapa gerangan Satrio Piningit yang hadir untuk menjalankan amanah mulianya itu? Banyak spekulasi berkeliaran, orang-orang mulai berbondong-bondong menafsirkan makna di balik ramalan tersebut. Tidak sedikit pula dari publik yang menerka dengan teori cocoklogi yang menjadi budaya melekat dalam diri setiap manusia.
Saya tidak ingin rakyat terbelenggu dengan ramalan yang jauh dari jangkauan kita, sebagai insan biasa. Hanya saja di dunia ini tidak ada sebuah kebetulan, karena setiap detik pergerakan kita ini sudah diatur oleh Pembuat Alam Semesta.
Diridhai tidaknya kita dalam melakukan sesuatu pun adalah kehendakNya. Dan jika boleh berandai Satrio Piningit itu beneran ada, fenomena tersebut bukan hanya menjadi angin segar tapi pemuas dahaga dari kekeringan panjang yang sewaktu-waktu bisa membawa bencana.
Ya saat ini tidak ada yang bisa menjawab apakah Satrio Piningit itu beneran ada dan jikalau ada, siapa dia. Tapi yang perlu kita percayai bahwa takdir itu sudah pasti dan ada bagi setiap umat. Tugas kita di dunia ini adalah berdoa dan berusaha. Berdoa agar negara kita menemukan pemimpin yang baik di tahun 2024 nanti dan berusaha memenangkan orang baik itu menjadi pemimpin kita.
(*/)