Editor: Budi Santoso
Mereka menganggap berdirinya negara Israel sebagai bentuk perlawanan terhadap Tuhan.
Neturei Karta ya. Maksudnya orang-orang ini kan?
Tapi, kalau kalian tidak puas dengan jawaban yang sesimpel itu, maka silakan lanjut membaca.
Neturei Karta (Bahasa Aram-Yahudi Babilonia: נָטוֹרֵי קַרְתָּא nāṭōrē qarṯā, secara harfiah: para penajga kota) merupakan salah satu sub-kelompok atau golongan dari Yahudi Haredim yang terbentuk di kota Yerusalem, saat itu bagian dari Mandat Britania atas Palestina, pada tahun 1938 sebagai pecahan dari Agudat Yisrael.
Lambang partai Agudat Yisrael
Nah, Agudat Yisrael sendiri merupakan partai Yahudi ultra-ortodoks yang merupakan cabang dari organisasi Agudat Yisrael Dunia yang didirikan di Kattowitz, Kekaisaran Jerman (sekarang Katowice, Polandia) pada tahun 1912. Gerakan ini dibentuk sebagai sayap politik dari gerakan Yahudi Haredim, yang sebagian besar menentang zionisme (anti-zionis).
- Pada dekade 1930-an, partai Agudat Yisrael mulai mengembangkan sikap kompromi dengan zionisme. Hal ini menyebabkan sebagian anggotanya pecah dari Agudat Yisrael dan mendirikan Chevrat HaChayim (Yayasan Kehidupan) yang merupakan pendahulu dari Neturei Karta.
Gerakan Neturei Karta sendiri didirikan oleh Rabbi Amram Blau dan Rabbi Aharon Katzenelbogen. Rabbi Blau berasal dari kawasan Mea Shearim di Yerusalem, dan sebelumnya aktif berpartisipasi dalam partai Agudat Yisrael.
Rabbi Amram Blau dan anaknya, Uri Blau saat persidangan, 1950-an.
- Mereka berpegang teguh pada Shemona Esrei atau Amidah (Doa Berdiri) yang menyebutkan bahwa orang Yahudi diusir dari tanah mereka karena dosa-dosa yang mereka perbuat.
Selain itu, mereka juga berpegang pada Talmud Babilonia (Traktat Kesubos, 111a)
- yang menyatakan bahwa segala bentuk pengambilan kembali Tanah Israel secara paksa melanggar kodrat ilahi. Mereka berkeyakinan bahwa Tanah Israel hanya boleh kembali setelah kedatangan sang Messiah, bukan dengan usaha sendiri (self-determination).
Argumen mereka terhadap Zionisme adalah Tiga Sumpah (Three Oaths) yang berisi tiga poin, yaitu:
- Orang Israel (Yahudi), tidak boleh kembali ke Tanah Israel dalam jumlah banyak
- Orang Israel (Yahudi), tidak boleh memberontak terhadap penguasa goyim (non-yahudi) atau penguasa tempat mereka tinggal
- Para penguasa goyim (non-yahudi) harus memperlakukan orang Yahudi dengan baik dan tidak boleh menindas mereka.
- Tentu saja banyak terdapat banyak penafsiran mengenai status Tiga Sumpah ini. Ada yang menanggap bahwa sumpah tersebut masih berlaku (seperti golongan Neturei Karta), dan ada juga yang menganggapnya sudah terpenuhi dan tidak berlaku lagi (seperti golongan Zionis religius dan Yahudi Ortodoks lainnya).
Dan tentu, karena hal inilah, golongan Neturei Karta ini sangat tidak populer di kalangan Yahudi, baik yang sekuler maupun ultra-ortodoks. Mereka dianggap telah menyimpang jauh dari ajaran agama Yahudi, bahkan oleh golongan Yahudi Haredim atau ultra-ortodoks sendiri.
- Selain itu, gerakan ini juga mendukung aksi pembakaran bendera Israel pada hari-hari besar agama Yudaisme, seperti Purim. Basis pendukung ini banyak di kota-kota di Eropa dan Amerika, seperti London, New York, dan Brooklyn. Selain itu, gerakan ini juga cukup signifikan di tempat asalnya, Yerusalem.
- Jumlah anggotanya belum diketahui secara pasti. Menurut Jewish Virtual Library, Neturei Karta memiliki 5,000 anggota.
- Sedang menurut ADL (Anti-Defamation League), kurang dari 100 anggota mengikuti demonstrasi anti-Israel.
- Sikap anggotanya pun beragam, ada yang memilih untuk sekadar tidak mengakui negara Israel. Namun, ada juga yang sampai mengecam dan berencana untuk membubarkan negara Israel hingga kedatangan Sang Messiah.
Rabbi Moshe Hirsch dan Yasser Arafat
Gerakan ini cukup populer bagi orang-orang Muslim yang menganggap mereka sebagai "yahudi yang sebenarnya" karena sikap anti-zionisme yang mereka anut. Bahkan, sebagian seperti Rabbi Moshe Hirsch, diangkat oleh Yasser Arafat sebagai menteri untuk urusan orang Yahudi.